Eksistensi Rasulullah Saw
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Ini merupakan nasab Rasulullah SAW, keuarga nabi SAW dikenal dengn sebutan keluarga Hasyimiyah. Nama ini dinisbatkan kepada kakeknya Hasyim bin Abdu Manaf. Ayah beliau adalah Abdullah dan Ibunya bernama Aminah beliau dilahirkan ditengah keluarga Bani Hasyim di Mekkah pada senin pagi, 12 rabiul awal, permulaan tahun dari peristiwa Gajah, dan 40 tahunj setelh kekuasan Kisra Anusyirwan, atau bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 april tahun 1571 Masehi berdsarkan penelitian ulama besar Muhammad Sulaiman Al-Manshurfuri dan peneliti astronomi Mahmud Basya.[1]

Ayah beliau meninggal pada saat beliau berusia 2 bulan di dalam kandungan ibunya, dan pada usia 6 tahun ibu beliau juga meninggal dan beliau pun diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib selama 2 tahun sebelum beliau meninggal, lalu diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Pada masa awal remaja Rasulullah SAW tidak mempunyai pekerjaan yang tetap. Hanya saja beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau biasa mengembalakan kambing dikalangan Bani Sa’ad bin Bakar dan di Mekkah dengan imbalan uang beberapa dinar ketika berusia 25 tahun, beliau pergi berdagang ke negeri Syam yang diperoleh oleh Khadijah binti Khuwalid yang kelak akan menjadi istri beliau. Beliua dikenal sebagai pedagang yang jujur bicaranya, amanah dan aklak yang mulia hingga beliau diberi gelar al-Amin.
Ketika beliau pulang ke Mekkah dan Khadijah melihat betapa amanahnya beliau terhadap harta yang diserahkan kepadanya begitu juga keberkahan dari hasil perdagangan yang belum pernah di dapatinya sebelum itu, ditambah lagi informasi dari Maisarah, pembantunya tentang budi pekerti beliau, kejeniusan, kejujuran dan keamanahannya maka dia seakan menemukan apa yang dicarinya selama ini (calon suami). Pada akhirnya Rasulullah menikahi Khadijah dengan maskawin 20 ekor unta muda.

Rasulullah berasal dari keluarga yang terpandang dari kalangan bangsa Arab dan memiliki istri yang terpandang oleh karena itu kedudukan Rasulullah sangat dihormati dikalangan penduduk Mekkah.

Keberhasilan Perjuangan Rasulullah SAW
Perjuangan Rasulullah bermula sejak beliau diangkat menjadi Rasul yaitu pada usia ke 40 tahun, tanggal 21 malam bulan ramadhan bertepatan dengan tanggal 10 agustus 610 H. Dakwah beliau dimulai secara diam-diam beliau berdakwah pertama kali kepada Khadijah istri beliau dan Khadijah pun menjadi orang pertama memeluk agama islam dan dilanjutkan kepada kerabat dekat Rasulullah, dakwah seperti ini berlangsung selama tiga tahun.
Ditahun-tahun pertama, kandungan dari wahyu yang turun adalah mengenai satu-satunya yang aggung, yakni Allah, yang pada hari pengadilan akan menimbang setiap perbuatan manusia.

Wahyu-wahyu pertama menekankan kekhawatiran perihal pengadilanhari akhir, anjuran bersikaf saleh dan penuh kebajikan, dan peringatan atas kelalaian terhadap tugas dan kewajiban dan kelalaian terhadap pembahasan hari akhir. Kebalikan dari pengabdian diri kepada Tuhan dan kekhawatiran akan ancaman di hari akhir adalah sikap kesombongan, membanggakan kekuasaan manusia, dan pengrusakkan terhadap segala sesuatu didunia ini, hal ini merupakan kebanggaan masyarakat Makkah, yang mendorong mereka kepada dosa keserakahan, acuh tehadap fakir dan miskin, acuk akan sikap kedermawanan. Dalam rangka untuk menyebarkan ajaran-ajaran keluhuran dan kebajikan, Muhammad memperkenalkan ibadah kepada Allah, ketakwaan, akhlak, dan membentuk dasar-dasar iIslam masa awal.

Rintangan utama yang dihadapi Muhammad SAW dan para pengikutnya saat itu adalah oposisi dari para pemimpin Qurais (nama sebuah suku yang berkuasa dan dominan secara politik). Oposisi dimulai setelah mereka melihat ancaman yang secara potinsial sangat serius dari apa yang disampaikan muhammad SAW baik dari segi politik maupun sistem kepercayaan tradisional tekanan dan intimidasi yang diberikan kaum Qurais sangat besar sehingga mendurung umat islam yang baru sedikit jumlahnya untuk berhijrah. Hijanrah pertama Habsyah dan hijrah ke dua yatsrrb, yang kemudian dikenal sebagai madinah. Dengan jaminan yang disampaikan melalui sumpah Aqabah nabi muhammad besrta pengikutnya  menempuh perjalanan ke Madinah peristiwa yang paling deramatis sepanjang sejarah umat Islam .Peristiwa hijrah ke madinah yang terjadi pada tahun 622 M ditetapkan sebagai awal tahun hijriah dalam kalender hijriah. Perjalanan ini dinamakan hijrah, yang secara sederhana berarti miggrasi.

Di kota Madinah inilah Nabi Muhammad SAW dan sahabat- sahabatnya mulai membangun dan menyusun sistem kemasyarakatan, bahkan boleh dikatakan sistem pemerintahan. Namun perlu disadari bahwa penyusunan sistem kemasyarakatan dan pemerintahan bukanlah tujuan utama, tetapi merupakan konsekuensi logis dari misi kenabian yaitu menyampaikan dan menyebarkan ajaran-ajaran Allah SWT dimuka bumi. Ajaran-ajaran yang disampaikan atau didakwahkan inilah yang kemudian kita kenal dengan agama Islam, yang secara harfiah berarti penyerahan diri secara total kepada Allah SWT.

Di Madinah Nabi Muhammad dan pengikutnya dari kalangan tuan rumah Madinah juga mencapai sebuah kesepakatan polotik yang resmi. Muhammad dan pengikutnya dari kalangan Makkah membentuk sebuah kelompok politik bersama dengan klan Madinah, yang dinamakan ummah, sekalipun istilah ini diperuntukkan bagi komunitas Muslim. Muslim Makkah dan warga Madinah haruslah bertindak sebagai satu kesatuan untuk mempertahankan Nabi Muhammad dan Madinah dari pihak luar.dalam tahun-tahun berikutnya , Muhammad bekerja keras untuk menciptakan sebuah masyarakat yang didasarkan kesamaan keyakinan agama, seremoni, etnik, dan hukum sebuah komunitas yang melampaui struktur sosial tradisional yang didasarkan kepada kelurga, klan dan kesukuan dan komunitas yang menyatukan keterpisahan kelompok menjadi sebuah masyarakat Arab baru.

Dalam beberapa tahun berikutnya inisiatif penyerangan berbalik pada pihak Makkah, diman duakali mereka menyerang Nabi Muhammad dan Madinah. Pertama adalah perang Uhud (625) dan kemudian disusul dalam pertempuran khandak (627). Dalam perang Uhud pihak Mualim menderita kekaahan, sedang dalam perang khandak pihak Muslim berhasil menghancurkan dan membuat kecewa pihak Makkah, tetapi pihak Muslim tetap diuntungkan dalam kedua perperangan tersebut. Semenjak masa ini Nabi Muhammad lebih leluasa dari pada harus bekerja keras untuk menekan pihak Makkah, sebab sasaran yang hendak dicapai bukan memerangi warga Makkah sampai mereka mati, melainkan untuk mengajak mereka masuk kedalam agam Islam. Pada tahun 628 Nabi Muhammad dan sejumlah besar dari pengikutnya merencanakan penyelanggaraan haji ke Ka’bah, di Makkah, dimana mereka bermaksud menyelanggarakan upacara haji, dalam bentuk yang telah dimodifikasi, sebagai bagian dari ajaran Islam. Mereka mengrjakan hal ini untuk memperlihatkan  bahwa Islam merupakan agama masyarakat Arabia dan agama yang telah mempertahankan upacara haji yang mana masyarakat Arabia menaruh perhatian besar terhadap upacara tersebut. Sekalipun demikian pihak Makkah merasa cemas dengan rencana Nabi ini dan mereka menemui nabi pada ebuah tempat bernama hudaybiyah. Ditempat ininabi berkenan menyetujui sebuah perjanjian diman pihak Makkah sepakat untuk mengijinkan umat islam melaksanakan ibadah haji.

Setelah memperoleh dukungan yang kuat dari para pengikutnya dan berhasil membangun masyarakat Islam yang solid, maka Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya memutuskan untuk menaklukan kota kelahirannya, mekah. Beliau berhasil menaklukan dan merebut kota mekkah dari tangan kaum quraisy. kaum quraisy pada saat itu posisinya semakin melemah, sedangkan posisi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya justru semakin kuat dan solid. Dengan ditaklukannya kota mekah, maka Nabi Muhammad SAW tidak lagi mengalami rintangan yang berat untuk menyampaikan pesan-pesan ilahi kepada umatnya hingga wafatnya diusia 63 tahun, tepatnya pada tahun 632 M. Setelah sang Nabi Muhammad SAW wafat, umat Islam dipimpin oleh para khalifah (al-khulafa al-rasyidun) yang meneruskan misi Islam sebagai rahmat li al-alamin.[2]

Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah
Pada waktu Islam diturunkan, bangsa Arab dikenal dengan sebutan “Kaum jahili”. Kaum quraisy penduduk  Mekah sebagai bangsawan di kalangan bangsa arab hanya memiliki 17 orang yang pandai tulis baca. Suku aus dan khazroj penduduk yastrib (madinah) hanya memiliki 11 orang yang pandai membaca. Hal ini menyebabkan bangsa arab sedikit sekali mengenal ilmu pengetahuan dan kepandaian lain. Hidup mereka mengikuti hawa nafsu, berpecah-belah, saling berperang satu dengan yang lain karena sebab yang sepele, yang kuat menguasai yang lemah, wanita tidak ada harganya, berlakulah hukum rimba.

Rasulullah mendapatkan hal-hal yang akan menjadi landasan dasar dalam usahanya, yaitu :
1) Wahyu pertama yang diterima Rasul berbunyi bacalah. Membaca dan memahami merupakan pintu bagi perkembangan ilmu. Dengan membaca manusia bisa memahami rangkaian huruf dan lebih dari itu, bisa memahami firman-firman Allah.
2) Bangsa arab adalah bangsa yang kuat hafalannya, sedangkan hafalan merupakan salah satu alat untuk pengembangan ilmu. Oleh karena itu, Nabi Saw. Tetap memanfaatkan keistimewaan daya ingat bangsa arab mereka disuruh menghafal AL-qur’an dengan sungguh-sungguh sehingga mereka dapat menghafal secara autentik dan utuh.
3) Nabi membuat tradisi baru yaitu mencatat dan menulis. Semua sahabat yang pandai membaca dan menulis diangkat menjadi juru tulis untuk mencatat semua wahyu yang turun pada benda-benda yang dapat ditulis seperti kulit, tulang, pelapah kurma, dll.
4) Al-qur’an merupakan sumber inti ilmu pengetahuan, karena al-qur’an memuat:
    a) Kisah umat-umat terdahulu
    b) Segala macam hukum dasar, seperti perkawinan, perdata, pidana, perniagaan, juga berbagai perundang-undangan.
  c) Sifat-sifat Allah SWT. Seperti ilmu, qudrah, iradah, wahdaniyyah, dll. Serta jalan untuk mengenalinya adalah dengan mempergunakan cara mengajak manusia untuk memperhatikan dan mempelajari alam semesta[3].

Dengan landasan-landasan itu Rasul mulai membangun jiwa ummat islam. Rasul membimbing sahabat-sahabat untuk beriman dan berilmu.

Sebagaimana diketahui dakwah Rasul mempunyai beberapa metode. Metode-metode itu adalah:
1) Dakwah secara sembunyi-sembunyi.
2) Dakwah melalui silaturahmi keluarga bear bani Hasyim.
3) Dakwah secara terang-terangan.
4) Dakwah mempergunakan segala sarana, politik, ekonomi, perkawinan, perdamaian, surat-menyurat.

Ummat islam makin banyak dan wilayah Islam meluas. Ketika Rasul wafat, wilayah islam telah meliputi sebagian besar Jazirah Arab. Tentu bukan sebuah negara seperti zaman modern sekarang, tetapi rintisan awal telah dimulai oleh Rasul. Rasulullah wafat, khulafaur Rasyidin menggatikan beliau. Diantara empat khalifah itu, ternyata Umar bin Khattab mempunyai kedudukan istemewa. Keistemewaan Umar terletak pada kemampuan berfikir kreatif. Kreativitas Umar mulai tampak ketika ia mengkhawatirkan keutuhan Al-Qur’an karena banyaknya hufadz yang mati syahid. Untuk itu ia mengusulkan kepada khalifah Abu Bakar untuk membukukan al-Qur’an yang waktu itu masih merupakan catatan-catatan lepas dan hafalan pribadi-pribadi sahabat.[4] 
Penulis: Nurul Hidayah, Nurjannah, Napisah, Fitriah



[1]Syekh Shafiyyurrahman Al-mubarrakfuri, Ar-Rahiq Al-Makhtum, (Jakarta: Ummul Qura. 2014) hal.35
[2]Mulyadhi Kartanegara, Islam buat yang pengen tahu (Erlangga. 2007) hal.68
[3]Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik(Jakarta: kencana. 2004) hal.14
[4]Ibid. Hal 19